Faisal Oddang adalah penulis asal Sulawesi Selatan. Ia menulis puisi,
cerpen dan novel, ia merupakan alumni jurusan Sastra Indonesia di
Universitas Hasanuddin. Berbagai penghargaan bergengsi pernah di
raih, di antaranya :

1. Penulis terbaik Kompas 2014 atas cerpennya yang berjudul Di Tubuh
   Tarra dalam Rahim Pohon.
2. Pemenang IV Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 atas
   novelnya yang berjudul Puya ke Puya.
3. ASEAN Young Writers Award 2014 dari pemerintah Thailand.
   Tokoh seni Tempo
4. Robert Bosch Stiftung and Literary Colloquium Berlin 2018.
5. Iowa International Writing Program, USA 2018.
6. Finalis Kusala Sastra Khatulistiwa 2018.
7. Penulis cerpen terbaik Kompas 2018.
8. Karya-karya Faisal Oddang antara lain Rain & Tears (Novel,2014),
   Pertanyaan Kepada Kenangan (Novel, 2016), Manurung (Puisi, 2017),
   Perkabungan Untuk Cinta (Kumpulan puisi, 2017), dan Tiba Sebelum
   Berangkat (Novel, 2018).

Pada awal 2021 Lucia Priandarini menerbitkan buku kumpulan puisi
pertamanya, Panduan Sehari-hari Kaum Introver&Mager (Gramedia).
Sejak menempuh studi di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia,

dia mulai bekerja lepas sebagai penulis buku nonfiksi bersama bebera-
pa penerbit. Dia kemudian menulis fiksi untuk menuangkan rasa dari

peristiwa yang tidak selalu mendapat ruang dalam tulisan nonfiksi.

Pada awal 2015, artikelnya berjudul “Melawan Lupa” memenangkan
Juara 1 Lomba Menulis tentang Alzheimer kategori jurnalis Yayasan
Alzheimer Indonesia, dan diterbitkan dalam buku Jejak Ingatan.

Sebelumnya, ia menerbitkan beberapa buku nonfiksi dan novel, antara
lain karya kolaborasi seperti novel adaptasi Dua Garis Biru
(Gramedia, 2019).

Dua novelnya, Episode Hujan dan 11.11 (Grasindo, 2016), Dua Garis Biru
adalah kolaborasi ketiganya dengan Gina S. Noer setelah novel
adaptasi Film Posesif (2017), dan Dunia Ara, dua buku anak dari
semesta Film Keluarga Cemara (2018).

Usman Arrumy adalah seorang penyair kelahiran Demak, Lalu
mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dalam
kurun waktu 2012 sampai 2020

Beliau telah menerbitkan sejumlah buku puisi, di antaranya antologi
puisi pesantren

Jadzab (2012), Mantra Asmara (2014) dan Kasmaran (2017),
Asmaraloka (kumpulan puisi dan musikalisasi, 2020),
Anjangsana (kumpulan essai, 2020).

Selain menulis, ia juga menerjemahkan puisi Nizar Qobbani dengan
judul Surat Dari Bawah Air (2016)

Menerjemahkan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono
ke dalam bahasa Arab dengan judul Hammuka Daimun (2016)